logo
  • Home
  • About Us
  • Promo
  • Portfolio
  • Blog
logo
logo
  • Home
  • Service
  • Portfolio
  • Blog
  • Contact Us
logo
  • Home
  • Blog
  • 13 Framework Pemrograman Web Terbaik untuk dipelajari Pemula

13 Framework Pemrograman Web Terbaik untuk dipelajari Pemula

13 Framework Pemrograman Web Terbaik untuk dipelajari Pemula


Dalam dunia pemrograman web, menggunakan framework dapat mempercepat pengembangan dan meningkatkan efisiensi coding.

Namun, sebagai pemula, memilih framework yang tepat untuk dipelajari bisa menjadi sulit dan menakutkan.

Oleh karena itu, artikel ini akan memperkenalkan 13 framework pemrograman web terbaik yang cocok untuk dipelajari oleh pemula.

Dengan memilih framework yang tepat, Anda dapat mempercepat pembelajaran Anda dan mengembangkan situs web yang menakjubkan dengan lebih mudah.

Apa itu Framework pemrograman web?

Framework Pemrograman Web adalah seperangkat alat dan teknologi yang digunakan oleh para pengembang web untuk memudahkan pembuatan aplikasi web. Framework ini terdiri dari berbagai fungsi, kelas, dan API yang dirancang untuk mempermudah pembuatan aplikasi web dengan lebih cepat dan mudah, dengan menyediakan struktur dan pola yang terorganisir dengan baik dan dapat digunakan kembali.

Tujuan penggunaan Framework Pemrograman Web

Tujuan penggunaan Framework Pemrograman Web adalah untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas dalam pembuatan aplikasi web. Framework ini membantu para pengembang dalam mengorganisir kode, menstandarisasi pola pengembangan, mengurangi jumlah kode yang dibutuhkan, dan mempercepat waktu pengembangan. Dengan menggunakan framework, para pengembang dapat memfokuskan waktu dan usaha pada fitur dan fungsionalitas yang lebih penting dalam aplikasi, bukan pada kode dasar yang telah disediakan oleh framework.

6 Manfaat Utama dari Penggunaan Framework Pemrograman Web

Pengembangan aplikasi web dapat menjadi tugas yang sangat menantang, terutama bagi developer pemula. Pengembang harus mempertimbangkan banyak aspek, termasuk desain, fungsi, dan keamanan, serta waktu dan biaya pengembangan. Namun, dengan adanya framework pemrograman web, developer dapat mempercepat proses pengembangan, mengurangi biaya, dan meningkatkan kualitas aplikasi.

1. Mempercepat waktu pengembangan

Framework menyediakan struktur dan pola yang terorganisir dengan baik dan dapat digunakan kembali, sehingga menghemat waktu dan usaha dalam membuat aplikasi web.

2. Meningkatkan kualitas

Dengan menggunakan pola pengembangan yang terstandarisasi, aplikasi web yang dihasilkan cenderung memiliki kualitas yang lebih baik dan lebih mudah dipelihara.

3. Meningkatkan keamanan

Framework umumnya memiliki sistem keamanan yang terintegrasi, sehingga membantu para pengembang dalam mencegah serangan siber dan melindungi data sensitif.

4. Memudahkan dalam pemeliharaan

Dengan pola pengembangan yang terstandarisasi, aplikasi web yang dihasilkan dapat lebih mudah dipelihara dan ditingkatkan ke depannya.

5. Mengurangi jumlah kode yang dibutuhkan

Framework menyediakan banyak fitur dan fungsi yang sudah siap digunakan, sehingga dapat mengurangi jumlah kode yang perlu ditulis oleh para pengembang.

6. Mengurangi risiko kesalahan

Baca juga :

Cara Menghitung Biaya Pembuatan Website

8 Konsep Cara Membuat Website yang Efektif

5 Alat Analisa Web Terbaik

Dengan menggunakan pola pengembangan yang terstandarisasi, aplikasi web yang dihasilkan cenderung lebih stabil dan terhindar dari risiko kesalahan dalam pengembangan.

Dengan keuntungan-keuntungan ini, penggunaan framework pemrograman web menjadi sangat penting dalam pengembangan aplikasi web. Developer dapat mempercepat waktu pengembangan, meningkatkan keamanan dan kualitas, dan mengurangi biaya pengembangan.

Klasifikasi Arsitektur Framework

Klasifikasi arsitektur dalam framework pemrograman web mengacu pada cara bagaimana sebuah framework diorganisir dan memisahkan komponen-komponennya untuk mencapai tujuan tertentu. Ada beberapa jenis klasifikasi arsitektur dalam framework pemrograman web, di antaranya:

1. Model-View-Controller (MVC)

MVC adalah arsitektur yang paling umum digunakan dalam framework pemrograman web. Ini membagi aplikasi web menjadi tiga komponen utama: Model (data), View (tampilan), dan Controller (logika aplikasi). Setiap komponen berfungsi secara terpisah, yang memungkinkan pengembang untuk memperbaiki satu bagian tanpa memengaruhi yang lain. MVC biasanya digunakan untuk mengembangkan aplikasi web yang kompleks dan memerlukan perawatan dan pengembangan yang berkelanjutan.

Contoh dari framework dengan arsitektur MVC adalah Laravel, CodeIgniter, dan Ruby on Rails. Dalam arsitektur ini, model merepresentasikan data dan bisnis logic, view merepresentasikan tampilan yang disajikan kepada pengguna, dan controller bertanggung jawab untuk menangani permintaan pengguna dan memperbarui model dan tampilan sesuai.

2. Model-View-ViewModel (MVVM)

MVVM adalah varian dari arsitektur MVC, dimana ViewModel adalah penghubung antara View dan Model. ViewModel berisi logika presentasi dan transformasi data. Dengan arsitektur ini, pengembang dapat menambahkan logika bisnis tambahan pada aplikasi web tanpa memodifikasi model atau tampilan yang ada.

Contoh dari framework dengan arsitektur MVVM adalah AngularJS, KnockoutJS, dan VueJS. Dalam arsitektur ini, model merepresentasikan data dan bisnis logic, view merepresentasikan tampilan yang disajikan kepada pengguna, dan view model bertanggung jawab untuk menghubungkan antara model dan view.

3. Model-View-Presenter (MVP)

MVP adalah arsitektur yang memisahkan aplikasi web menjadi tiga komponen utama: Model, View, dan Presenter. Presenter berfungsi sebagai mediator antara Model dan View, dan memisahkan antara logika presentasi dan logika bisnis. MVP sering digunakan untuk aplikasi web yang memerlukan pengujian yang lebih baik dan lebih mudah dikembangkan daripada dengan arsitektur MVC.

Contoh dari framework dengan arsitektur MVP adalah Vaadin dan GWT. Dalam arsitektur ini, model merepresentasikan data dan bisnis logic, view merepresentasikan tampilan yang disajikan kepada pengguna, dan presenter bertanggung jawab untuk menghubungkan antara model dan view dan melakukan tindakan yang diperlukan pada model.

4. Hexagonal Architecture

Hexagonal Architecture (atau Ports and Adapters) merupakan arsitektur yang memisahkan aplikasi web ke dalam tiga komponen utama: inti bisnis, adapter, dan port. Inti bisnis adalah logika aplikasi sebenarnya, sedangkan adapter adalah kode yang diperlukan untuk menghubungkan inti bisnis dengan lingkungan eksternal seperti database dan layanan web. Port adalah antarmuka yang digunakan untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Hexagonal Architecture sering digunakan untuk membangun aplikasi yang sangat skalabel dan mudah untuk diuji.

Contoh dari framework dengan arsitektur Hexagonal adalah Spring. Dalam arsitektur ini, inti aplikasi ditempatkan dalam lingkaran terpusat dan lapisan luar ditempatkan di sekelilingnya. Ini memungkinkan aplikasi untuk lebih mudah diperluas dan diuji.

5. Layered Architecture

Layered Architecture memisahkan aplikasi web ke dalam beberapa lapisan atau layer. Setiap lapisan memiliki tanggung jawabnya masing-masing, seperti lapisan presentasi, lapisan bisnis, dan lapisan data. Lapisan-lapisan ini berinteraksi satu sama lain melalui antarmuka yang didefinisikan dengan jelas. Layered Architecture sering digunakan untuk membangun aplikasi yang lebih sederhana dan memudahkan pemeliharaan.

Contoh dari framework dengan arsitektur Layered adalah Symfony, Zend Framework, dan CakePHP. Dalam arsitektur ini, aplikasi terdiri dari beberapa lapisan, seperti lapisan presentasi, lapisan bisnis, dan lapisan data, di mana setiap lapisan bertanggung jawab untuk tugas tertentu dan menghubungkan dengan lapisan lainnya untuk membentuk aplikasi secara keseluruhan.

Secara keseluruhan, klasifikasi arsitektur framework pemrograman web sangat penting untuk memahami cara kerja dan desain sebuah framework. Pengembang dapat memilih arsitektur yang sesuai dengan kebutuhan bisnis dan aplikasi web yang sedang dibangun untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Beberapa Jenis Framework dalam Pemrograman Web

Ada beberapa jenis framework pemrograman web yang tersedia di pasaran, masing-masing dengan fokus dan kegunaan yang berbeda. Dari framework full-stack hingga front-end dan back-end, serta dari micro framework hingga mobile application framework, setiap jenis framework memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda.

Beberapa jenis framework pemrograman web yang berbeda-beda, di antaranya adalah:

1. Full-stack Framework

Full-stack framework adalah jenis framework pemrograman web yang dirancang untuk menangani semua aspek pengembangan aplikasi web, dari sisi server hingga sisi klien. Framework ini biasanya terdiri dari sekumpulan alat dan bahasa pemrograman yang memungkinkan pengembang untuk membuat aplikasi web kompleks dengan cepat dan mudah.

Contoh framework full-stack yang populer antara lain adalah Ruby on Rails, Django, Laravel, dan Spring.

2. Micro Framework

Micro framework adalah jenis framework pemrograman web yang sangat ringan dan sederhana. Framework ini hanya menyediakan fitur dasar yang diperlukan untuk mengembangkan aplikasi web yang sederhana. Kelebihan dari micro framework adalah performa yang cepat dan mudah untuk digunakan, tetapi keterbatasan fitur dapat menjadi kendala dalam mengembangkan aplikasi web yang kompleks.

Contoh framework micro yang populer antara lain adalah Flask, Express.js, dan Sinatra.

3. Front-end Framework

Front-end framework adalah jenis framework yang dirancang khusus untuk membangun tampilan dan interaksi pengguna di sisi klien. Framework ini umumnya menyediakan kumpulan komponen dan gaya visual yang dapat digunakan untuk membangun tampilan yang konsisten dan menarik.

Contoh framework front-end yang populer antara lain adalah React, Vue.js, Angular, dan Bootstrap.

4. Back-end Framework

Baca juga :

Kumpulan Ebook Gratis Pemrograman Web yang Wajib Kamu Miliki

Cari Jasa Website untuk Bisnis kamu? Berikut Panduannya.

5 Elemen Penting dalam Web Design Modern

Back-end framework adalah jenis framework pemrograman web yang dirancang untuk membangun aplikasi web dari sisi server. Framework ini umumnya menyediakan berbagai fitur seperti manajemen database, routing, otentikasi, dan integrasi dengan layanan cloud.

Contoh framework back-end yang populer antara lain adalah Express.js, Django, Ruby on Rails, dan Laravel.

5. Single-page Application Framework

Single-page application framework adalah jenis framework yang memungkinkan pengembangan aplikasi web yang dapat beroperasi seperti aplikasi desktop. Aplikasi web yang dibangun dengan single-page application framework biasanya hanya memuat satu halaman dan memperbarui tampilan dinamis saat pengguna berinteraksi dengan aplikasi tersebut.

Contoh framework single-page application yang populer antara lain adalah React, Angular, dan Vue.js.

6. Mobile Application Framework

Mobile application framework adalah jenis framework yang memungkinkan pengembangan aplikasi mobile cross-platform. Framework ini umumnya menyediakan fitur yang mirip dengan back-end framework, tetapi dirancang khusus untuk aplikasi mobile dan dapat mengeksploitasi fitur-fitur khusus dari sistem operasi mobile.

Contoh framework mobile application yang populer antara lain adalah React Native, Flutter, Xamarin, dan Ionic.

Perbedaan Back-end Framework dengan Front-end Framework

Berikut adalah beberapa perbedaan antara backend framework dan frontend framework:

  • Fokus: Backend framework fokus pada pengembangan bagian server dari aplikasi web, seperti interaksi dengan basis data, pengelolaan autentikasi dan autorisasi, serta pemrosesan server lainnya. Sementara frontend framework fokus pada pengembangan bagian klien dari aplikasi web, seperti antarmuka pengguna, pengalaman pengguna, dan tampilan aplikasi.
  • Bahasa Pemrograman: Backend framework umumnya menggunakan bahasa pemrograman seperti Python, Ruby, PHP, dan Node.js. Sementara frontend framework umumnya menggunakan bahasa pemrograman seperti HTML, CSS, dan JavaScript.
  • Tujuan: Backend framework digunakan untuk menghasilkan data dan API yang dibutuhkan oleh aplikasi web, sedangkan frontend framework digunakan untuk menghasilkan tampilan dan interaksi pengguna.
  • Penggunaan: Backend framework digunakan oleh pengembang web untuk membangun dan mengelola bagian server dari aplikasi web, sedangkan frontend framework digunakan oleh pengembang web untuk membangun dan mengelola bagian klien dari aplikasi web.
  • Ketergantungan: Backend framework umumnya lebih tergantung pada infrastruktur dan lingkungan yang kompleks, seperti database, server, dan jaringan. Sementara frontend framework umumnya lebih mudah diterapkan dan bergantung pada browser dan lingkungan pengguna.

Dalam pengembangan aplikasi web modern, baik backend framework maupun frontend framework sangat penting. Keduanya bekerja bersama untuk menghasilkan aplikasi web yang efisien, aman, dan interaktif bagi pengguna.

Framework Pemrograman Web yang Paling Terkenal Saat Ini

Berdasarkan survey dari statista pada bulan agustus 2022, berikut adalah 10 framework paling terkenal saat ini :

Statistic: Most used web frameworks among developers worldwide, as of 2022 | Statista
Find more statistics at Statista

1. Node.js

Node.js adalah sebuah runtime environment open-source yang dibangun di atas bahasa pemrograman JavaScript. Framework ini memungkinkan pengembang untuk menulis kode JavaScript di sisi server, yang sebelumnya hanya dapat digunakan di sisi client untuk membuat halaman web interaktif. Dengan Node.js, pengembang dapat membuat server web, API, aplikasi berbasis jaringan, dan banyak lagi. Node.js dikembangkan oleh Ryan Dahl pada tahun 2009 dan sejak saat itu menjadi salah satu framework backend yang populer di kalangan pengembang.

  • Language: JavaScript
  • Framework Link: https://nodejs.org/
  • Github Link: https://github.com/nodejs/node
  • Stable Release: v16.9.1 (as of September 2021)

2. React.js

React.js adalah sebuah framework JavaScript yang digunakan untuk membangun antarmuka pengguna pada aplikasi web. React.js dikembangkan oleh Facebook dan dirilis pada tahun 2013 sebagai alternatif untuk membangun aplikasi dengan menggunakan DOM tradisional. Dengan memanfaatkan konsep Virtual DOM, React.js mampu mempercepat proses rendering dan membuat aplikasi web lebih responsif. Selain itu, React.js juga bersifat modular dan mendukung penggunaan komponen-komponen yang dapat digunakan kembali, sehingga memudahkan pengembang untuk membangun aplikasi yang kompleks dengan lebih mudah.

  • Language: JavaScript
  • Framework Link: https://reactjs.org/
  • Github Link: https://github.com/facebook/react
  • Stable Release: 18.0.1 (January 28, 2022)

3. jQuery

jQuery adalah sebuah library JavaScript yang populer dan digunakan secara luas dalam pengembangan website dan aplikasi web. Dengan menggunakan jQuery, pengembang dapat mempercepat pembuatan halaman web yang responsif dan interaktif, karena library ini menyediakan berbagai fungsi dan metode yang siap digunakan untuk memanipulasi HTML, melakukan animasi, mengambil data dari server, dan masih banyak lagi. Selain itu, jQuery juga menyederhanakan penulisan kode JavaScript dengan menyediakan sintaks yang lebih mudah dipahami dan digunakan.

  • Language: JavaScript
  • Framework Link: https://jquery.com/
  • Github Link: https://github.com/jquery/jquery
  • Stable Release: 3.6.0 (April 19, 2021)

4. Express

Express adalah salah satu framework populer untuk pengembangan aplikasi web dengan Node.js. Framework ini pertama kali dirilis pada tahun 2010 oleh TJ Holowaychuk dan sejak itu telah menjadi salah satu pilihan utama untuk pengembangan aplikasi web Node.js.

Express adalah framework web yang sederhana dan fleksibel yang memungkinkan pengembang untuk membuat aplikasi web dengan cepat dan mudah menggunakan Node.js. Dengan Express, pengembang dapat membuat aplikasi web dengan mudah melalui sistem routing yang dapat disesuaikan, middleware, dan dukungan yang kuat untuk integrasi dengan berbagai database dan layanan web. Express juga memungkinkan penggunaan template engine untuk membuat tampilan aplikasi web yang menarik.

  • Language: JavaScript
  • Framework Link: https://expressjs.com/
  • Github Link: https://github.com/expressjs/express
  • Stable Release: v4.17.2 (19 May 2021)

5. Angular

Angular adalah sebuah framework open-source untuk membangun aplikasi web yang dikembangkan dan dipelihara oleh Google. Framework ini pertama kali diperkenalkan sebagai AngularJS pada tahun 2010 dan kemudian diperbarui menjadi Angular pada tahun 2016. Angular dikembangkan dengan bahasa TypeScript dan berfokus pada arsitektur Model-View-Controller (MVC) yang memisahkan tiga aspek pengembangan aplikasi. Angular menyediakan fitur-fitur seperti pengikatan data (data binding), injeksi dependensi (dependency injection), routing, dan animasi, yang memungkinkan pengembang untuk membuat aplikasi web yang dinamis dan responsif dengan mudah.

  • Language: TypeScript
  • Framework Link: https://angular.io/
  • Github Link: https://github.com/angular/angular
  • Stable Release: The latest stable release of Angular as of February 2023 is version 13.1.1.

6. Vue.js

Vue.js adalah sebuah framework JavaScript yang digunakan untuk membangun antarmuka pengguna (user interface) dan aplikasi web berbasis komponen. Vue.js dirancang untuk menjadi ringan, mudah dipelajari, dan dapat diintegrasikan dengan proyek-proyek yang sudah ada. Vue.js dikembangkan oleh Evan You, seorang mantan insinyur Google, dan pertama kali dirilis pada bulan Februari 2014.

Vue.js menawarkan banyak fitur yang memudahkan para pengembang dalam mengembangkan aplikasi web, termasuk reaktivitas, pengikatan data, komponen-komponen reusable, dan integrasi yang mudah dengan proyek-proyek yang sudah ada. Selain itu, Vue.js juga memiliki dokumentasi yang lengkap dan mudah dipahami. Dalam beberapa tahun terakhir, Vue.js semakin populer di kalangan pengembang web, terutama di Asia dan Eropa, dan banyak perusahaan yang mulai menggunakan framework ini dalam pengembangan aplikasi mereka.

  • Language: JavaScript
  • Framework Link: https://vuejs.org/
  • Github Link: https://github.com/vuejs/vue
  • Stable Release: versi 3.2.31 (Februari 2022)

7. ASP.NET Core

ASP.NET Core adalah sebuah framework open-source untuk membangun aplikasi web modern yang di kembangkan oleh Microsoft. ASP.NET Core awalnya adalah sebuah bagian dari ASP.NET, yang merupakan sebuah framework untuk membangun aplikasi web menggunakan bahasa pemrograman C# atau Visual Basic. Namun, pada tahun 2014, Microsoft memulai pengembangan dari awal untuk membuat sebuah framework yang lebih ringan, modular, dan dapat digunakan di berbagai platform, termasuk Windows, Mac, dan Linux. ASP.NET Core dirilis pada tahun 2016 dan kini menjadi salah satu framework paling populer untuk membangun aplikasi web.

  • Language: C#
  • Framework Link: https://dotnet.microsoft.com/apps/aspnet
  • Github Link: https://github.com/dotnet/aspnetcore.
  • Stable Release: versi 6.0 (November 2021)

8. Django

Django adalah salah satu framework pemrograman web open-source yang dikembangkan dengan bahasa Python. Pertama kali dirilis pada tahun 2005, Django dikembangkan untuk membantu para developer membangun situs web dengan cepat dan mudah. Dalam waktu singkat, Django menjadi salah satu framework paling populer di dunia, digunakan oleh perusahaan besar seperti Instagram, Mozilla, dan NASA.

Django memiliki berbagai fitur dan fungsi yang mempermudah proses pengembangan web, seperti ORM (Object Relational Mapping) untuk memudahkan akses ke basis data, URL routing, dan sistem template. Django juga didukung oleh komunitas pengembang yang aktif dan berdedikasi, sehingga pengguna bisa dengan mudah menemukan bantuan dan tutorial yang dibutuhkan.

  • Language: Python
  • Framework Link: https://www.djangoproject.com/
  • Github Link: https://github.com/django/django
  • Stable Release: Django 4.0 (released on December 1, 2021)

9. Flask

Framework Flask adalah salah satu framework pemrograman web yang open-source dan ditulis dalam bahasa pemrograman Python. Framework ini didesain untuk membangun aplikasi web yang kecil hingga kompleks dengan cara yang sederhana dan fleksibel. Flask dikembangkan oleh Armin Ronacher pada tahun 2010 dan awalnya hanya ditujukan untuk pemakaian internal di komunitas Flask. Namun, karena semakin banyaknya minat pengembang web terhadap Flask, akhirnya framework ini dirilis ke publik dan sekarang digunakan secara luas untuk membangun aplikasi web Python.

  • Language: Python
  • Framework Link: https://flask.palletsprojects.com/
  • Github Link: https://github.com/pallets/flask
  • Stable Release: v2.1.0 (9 February 2022)

10. Next.js

Next.js adalah sebuah framework open-source yang digunakan untuk membangun aplikasi web berbasis React. Framework ini memungkinkan pengembang untuk membuat aplikasi web dengan fitur-fitur seperti server rendering, routing, dan webpack-based tooling, tanpa perlu mengkonfigurasi semuanya secara manual. Next.js pertama kali dirilis pada tahun 2016 oleh Zeit, sebuah perusahaan teknologi yang sekarang dikenal sebagai Vercel. Framework ini menjadi populer karena kemampuannya dalam membangun situs web yang cepat, mudah dikembangkan, dan dapat dioptimalkan untuk SEO. Selain itu, Next.js juga memungkinkan pengembang untuk menggunakan server-side rendering (SSR) untuk meningkatkan performa aplikasi web.

  • Language: JavaScript
  • Framework Link: https://nextjs.org/
  • Github Link: https://github.com/vercel/next.js
  • Stable Release: v12.1.0 (Februari 2022)

11. Laravel

Framework Laravel adalah sebuah framework PHP yang open source, diciptakan oleh Taylor Otwell pada 2011. Framework ini dirancang untuk memudahkan proses pengembangan aplikasi web dengan fitur yang lengkap, stabil dan efisien. Laravel memiliki kemampuan untuk mempercepat proses pengembangan aplikasi web, karena sudah menyediakan berbagai fitur umum seperti autentikasi, routing, dan koneksi ke database. Laravel juga memiliki fitur pengujian yang kuat dan komunitas yang besar untuk mendukung pengembangan.

  • Language: PHP
  • Framework Link: https://laravel.com/
  • Github Link: https://github.com/laravel/laravel
  • Stable Release: Laravel 8.65.0 (Februari 2022)

12. Ruby on Rails

Ruby on Rails (sering disebut sebagai Rails) adalah sebuah framework web yang ditulis dalam bahasa pemrograman Ruby. Rails memudahkan pengembangan aplikasi web dengan menyediakan seperangkat alat dan konvensi yang mengurangi jumlah kode yang dibutuhkan. Konvensi ini mengikuti pola "konfigurasi dari konvensi" (configuration over convention), yang memungkinkan pengembang untuk fokus pada aspek penting dari aplikasi dan mempercepat pengembangan. Rails mendukung model-view-controller (MVC), dan banyak memanfaatkan prinsip-prinsip yang dijelaskan dalam buku "Agile Web Development with Rails" oleh Dave Thomas dan David Heinemeier Hansson, yang juga merupakan pengembang awal dari Rails.

  • Language: Ruby
  • Framework Link: http://rubyonrails.org/
  • Github Link: https://github.com/rails/rails
  • Stable Release: Versi terbaru saat ini adalah 7.0.0.beta2 (per 15 Februari 2023)

13. Symfony

Symfony adalah sebuah framework aplikasi web open source yang ditulis dalam bahasa PHP. Framework ini digunakan untuk mempercepat pengembangan aplikasi web dengan menyediakan kumpulan komponen-komponen reusable dan modular yang dapat digunakan kembali dalam berbagai jenis proyek web. Symfony diluncurkan pada tahun 2005 oleh Fabien Potencier dan sejak saat itu telah menjadi salah satu framework PHP yang paling populer dan paling banyak digunakan di seluruh dunia. Symfony menawarkan berbagai fitur dan alat yang membantu para pengembang membangun aplikasi web dengan cepat, efisien, dan skalabel. Beberapa fitur utama dari Symfony meliputi sistem routing yang kuat, kontrol versi, ORM (Object-Relational Mapping), dan sistem templating.

  • Language: PHP
  • Framework Link: https://symfony.com/
  • Github Link: https://github.com/symfony/symfony
  • Stable Release: 5.4.28 (2021-09)

Penutup

Dalam dunia pemrograman web, framework adalah suatu hal yang penting dan diperlukan untuk membangun aplikasi web dengan lebih efisien.

Dalam artikel ini, telah dibahas mengenai 13 framework pemrograman web terbaik yang cocok untuk dipelajari oleh pemula. Framework-framework tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta fokus pada aspek-aspek yang berbeda dalam pengembangan aplikasi web. Oleh karena itu, pemilihan framework terbaik tergantung pada kebutuhan dan preferensi masing-masing.

Dalam memilih framework pemrograman web yang tepat, seorang pemula harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti kemampuan, popularitas, dukungan sumber daya, komunitas pengembang, serta kesesuaian dengan kebutuhan dan tujuan. Selain itu, pemula juga harus memiliki dasar-dasar pemrograman, seperti HTML, CSS, dan JavaScript. Dengan dasar pemrograman yang kuat, pemula akan lebih mudah memahami konsep-konsep dalam framework yang dipelajari.

Selain itu, penting juga untuk memilih layanan hosting yang tepat agar website Anda dapat diakses dengan mudah dan lancar.

Ada banyak penyedia layanan hosting yang dapat dipilih seperti :

  • Niagahoster
  • IDWebhost
  • Domainesia
  • Jetorbit
  • Gapura Hoster
    • Pilihlah penyedia layanan hosting yang terpercaya dan sesuai dengan kebutuhan website Anda.

      Untuk menjadi seorang pemrogram web yang handal, dibutuhkan kerja keras, tekad, dan komitmen untuk terus belajar. Dalam mempelajari framework pemrograman web, pemula harus rajin berlatih dan membaca dokumentasi framework yang digunakan. Selain itu, pemula juga bisa memanfaatkan sumber daya dan dukungan komunitas pengembang untuk memperdalam pemahaman mereka.

      Dengan memahami 13 framework pemrograman web terbaik yang cocok untuk dipelajari oleh pemula, para pembelajar pemrograman web dapat memulai perjalanan mereka dengan lebih mudah dan sukses.



Tingkatkan kredibilitas bisnis kamu dengan memiliki Website!

Sudah siap untuk memiliki website? Langkah pertama adalah dapatkan hosting dan domain. Domain adalah nama situs Kamu (www.websitekamu.com) dan hosting adalah tempat menyimpan data website Kamu di Internet. Pastikan Kamu menggunakan layanan hosting yang mampu menampung performa traffic kamu dengan baik. 184

* Gunakan Kupon Tambahan Berikut dan Dapatkan Potongan 5%

DIVASOFT

Dapatkan Hosting dengan Gratis Domain

Artikel terkait (184):

Cara Menghitung Biaya Pembuatan Website

8 Konsep Cara Membuat Website Yang Efektif

5 Alat Analisa Web Terbaik

Kumpulan Ebook Gratis Pemrograman Web Yang Wajib Kamu Miliki

Cari Jasa Website Untuk Bisnis Kamu? Berikut Panduannya.

5 Elemen Penting Dalam Web Design Modern

Kumpulan Website Terbaik Untuk Belajar Pemrograman Web

Cara Membuat Halaman Landing Page Website Yang Efektif

KATEGORI

  • AI & Machine Learning
  • Big Data
  • Digital Marketing
  • Search Engine Optimation
  • IT Service & Architecture
  • Software Development
  • Web Development
  • Tips Bisnis

POPULER

Cara Menghitung Biaya Pembuatan Website

8 Konsep Cara Membuat Website Yang Efektif

5 Alat Analisa Web Terbaik

Kumpulan Ebook Gratis Pemrograman Web Yang Wajib Kamu Miliki

Chat GPT 4.0 Vs GPT 3.5 : Apa Perbedaan Dan Kelebihannya?



kelas instagram

Tentang Kami

  • Divasoft - Penyedia jasa pembuatan website perusahaan / company profile profesional dan terpercaya. Performa dan desain premium dengan harga termurah di kelasnya.

Informasi

  • Home
  • Tentang Kami
  • Portofolio
  • Blog
  • Hubungi Kami
  • Kebijakan Privasi

Hubungi Kami

  • Address:
    Sidoarjo
    Jl. Ali Mas'ud No. 3, Pegerwojo, Kec. Buduran, Sidoarjo
  • Call Us: +6281249442816
  • Mail Us: info@divasoft.net
Copyright © 2014 - 2023 | Jasa Pembuatan Website - Divasoft.Net